Value Investing : Pengertian, Prinsip dan Cara Melakukannya

Ada banyak strategi yang bisa memaksimalkan keuntungan investasi. Salah satu strategi yang populer yaitu value investing. Strategi yang pertama kali dikenalkan oleh Benjamin Graham ini telah digunakan oleh sejumlah investor andal, seperti Warren Buffet.

Strategi ini memberikan atensi pada saham yang kurang dilirik atau undervalued, dan harapannya saham tersebut mengalami fluktuasi harga di kemudian hari. Alhasil keuntungan yang didapatkan pun besar. Pertanyaannya, bagaimana cara melakukannya? Buat yang mau tahu, lihat pembahasan ini!

 

Pengertian Value Investing

Dalam melakukan investasi, investor seringkali dihadapkan dengan berbagai keputusan. Untuk menemukan keputusan yang untung, dapat digunakan strategi ini.

Secara umum, value investing adalah strategi investasi dengan cara membeli saham yang memiliki nilai di bawah nilai intrinsik atau nilai bukunya. Saham yang dipilih merupakan saham yang dipandang remeh oleh investor lainnya.

Saham tersebut dapat dibeli dengan harga murah, dan harganya akan meningkat setelah investor lain mulai menyadari nilai intrinsik sebenarnya dari saham yang berkaitan. Sekilas mungkin terdengar mudah mengaplikasikan strategi ini, namun untuk menjadi investor ini diperlukan wawasan yang luas.

Wawasan tentang valuasi bisnis perusahaan, serta kemampuan analisis. Memerhatikan deretan saham harga murah yang memiliki nilai tinggi juga perlu dilakukan. Saham baru bisa dijual ketika harganya telah mengalami kenaikan. Dengan cara ini, tentu dapat memaksimalkan keuntungan.

Prinsip Value Investing

Untuk yang mau menjadi value investor, terdapat sejumlah prinsip dasar yang perlu ditegakkan dalam aplikasinya. Sebelum itu, mari pahami dulu prinsip-prinsipnya di bawah ini:

Baca Juga  Mengenal Macam dan Jenis Surat Tanah di Indonesia, Penting untuk Investasi Properti

1. Riset

Riset berarti melakukan pencarian dan analisis terhadap daftar perusahaan yang ada. Prinsip ini sangat penting untuk diterapkan untuk menjadi value investor yang andal. 

Butuh waktu tidak singkat guna membuat keputusan investasi terbaik dan mengurangi risiko kerugian. Dalam melakukan riset investasi, pastikan mempertimbangkan elemen-elemen di bawah ini:

  1. Prinsip perusahaan.
  2. Struktur keuangan perusahaan.
  3. Rencana jangka panjang perusahaan.
  4. Struktur organisasi perusahaan (CEO, CFO dan lainnya).

 

2. Diversifikasi Portofolio

Prinsip dari value investing selanjutnya adalah diversifikasi portofolio. Melakukan diversifikasi berguna untuk mencegah kerugian yang besar. Sebetulnya prinsip ini tidak hanya berlaku untuk strategi ini saja, melainkan juga strategi investasi pada umumnya.

 

3. Konsisten

Strategi ini ditunjukkan untuk investasi jangka panjang, karena perlu menunggu sampai harganya mengalami kenaikan. Diperlukan sikap konsisten apabila ingin mendapatkan keuntungan maksimal.

Untuk memberikan rasa aman, pilih saham dengan risiko rendah dan menjanjikan keuntungan stabil, meski membutuhkan jangka waktu yang cukup panjang.

Subscribe Sekarang

Dapatkan beragam artikel tutorial, insight, tips menarik seputar bisnis dan investasi langsung melalui email Anda. Subscribe sekarang dan raih kesuksesan bersama kami!

Cara Melakukan Value Investing

Investasi ini menekankan pada keuntungan, bukan soal kecepatan investasi. Untuk menjalankan strategi ini, perhatikan langkah-langkah yang perlu diperhatikan. Lebih jelasnya, simak pembahasan sebagai berikut:

1. Tentukan Metode Analisis

Dalam dunia saham, ada beberapa metode analisis yang dipilih, seperti analisis top down dan analisis bottom up. Analisis top down adalah analisis situasi hal bersifat global menuju ke yang lebih spesifik. Sedangkan analisis bottom up dimulai dari bawah ke atas.

Analisis berfokus pada penilaian kondisi fundamental perusahaan, baru bergerak ke atas dan mempelajari masalah-masalah ekonomi global yang berpeluang memengaruhi pergerakan harga saham.

Adapun masalah ekonomi yang dimaksud di antaranya tingkat daya beli masyarakat, inflasi, suku bunga, nilai tukar rupiah dan lainnya.

Baca Juga  Mengenal Jenis Investasi Modal Kecil dan Potensi Keuntungannya, Cocok bagi Pemula!

 

2. Pantau Sektor Industri yang Sedang Meningkat

Setelah menentukan metode analisis yang tepat, strategi value investing berikutnya adalah dengan mengetahui sektor yang sedang meningkat atau tren. Tanda yang menunjukkan bahwa sektor tersebut sedang naik daun adalah banyak media yang membicarakannya.

Sektor yang menjadi topik pembicaraan hangat berpeluang untuk berfluktuasi secara signifikan. Inilah aset investasi yang perlu dilirik. Mengapa pilih sektor yang hendak populer? Karena dengan cara ini, investor bisa mendapatkan capital gain (keuntungan dari selisih jual beli saham) dalam waktu singkat.

 

3. Mengerucutkan Pilihan Emiten dengan Fundamental Bagus

Jumlah emiten yang terdaftar di BEI saat ini sangat banyak, bahkan lebih dari 600 emiten. Tentu tidak bisa memilih semua emiten tersebut. Untuk mengerucutkan pilihan, bisa dengan melakukan screening.

Tetapkan kriteria yang diinginkan, misalnya memiliki PER (Price to Equity Ratio) kurang dari 10, ROE (Return on Equity) lebih dari 15%, hingga PBV (Price to Book Value) kurang dari 1x. Perkecil pilihannya menjadi 10, lalu screening lagi sampai menemukan emiten yang diinginkan.

 

4. Cari Tahu Valuasi dan Nilai Intrinsik Saham

Book value adalah harga sebenarnya dari suatu saham. Itulah yang patut diperhatikan ketika menggunakan strategi value investing

Langkah ini dapat membantu mengetahui harga saham. Warren Buffet, Bapak Investasi Dunia, sendiri menggunakan dua rasio dalam menilai harga saham, yaitu PBV (Price to Book Value) dan PER (Price Earning Ratio).

 

5. Analisis Faktor Fundamental Perusahaan

Saat melakukan analisis fundamental perusahaan, hal pertama yang perlu dicek adalah laporan keuangan perusahaan terpilih. Yang terpenting dari laporan keuangan yaitu melihat laporan rugi dan keuntungannya.

Terlepas dari kedua aspek tersebut, laporan keuangan sebetulnya mencantumkan beberapa aspek penting, di antaranya liabilitas dan ekuitas, arus kas masuk dan keluar, pernyataan direktur atau pihak yang menyajikan laporan keuangan, hingga aset lancar dan tidak lancar.

Baca Juga  Surat Kuasa Ahli Waris : Contoh dan Cara Membuatnya (Lengkap!)

Perhatikan juga catatan-catatan keuangan dari perusahaan tersebut. Saking banyaknya aspek dalam laporan, memang wajar apabila tidak menganalisis setiap aspek. 

Yang perlu diutamakan yaitu pertumbuhan laba. Untuk perusahaan yang menunjukkan kerugian, sebaiknya langsung batalkan perusahaan tersebut.

6. Tentukan Waktu Pembelian Saham Terbaik

Tujuan value investing adalah mendapatkan keuntungan dengan menjual saham murah. Jadi, waktu terbaik untuk melakukan pembelian saham adalah ketika harga sedang di bawah nilai intrinsiknya. 

Contoh ilustrasinya, saham PGAS dapat dibeli dengan harga PBV 1,5 kali. Anggap bahwa PBV tersebut merupakan tingkat paling rendah. Akan tetapi, saham mengalami pertumbuhan drastis setelah beberapa tahun. Fluktuasi harga ini disebabkan oleh rumor bahwa harga saham hendak anjlok.

Ketika saham benar turun di angka PBV 1,5, maka itu waktu yang bagus untuk membeli saham tersebut. Dari contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa waktu yang bagus adalah ketika PBV-nya berada di 1x. Namun, perhatikan pula riwayat harganya untuk berjaga-jaga. 

 

7. Rutin Mengawasi Perkembangan Saham

Dalam strategi ini, value investor tidak hanya mementingkan harga saham yang murah saja. Setelah dibeli, pastikan selalu mengawasi perkembangan saham pada portofolio. Hal ini dapat dianalisis melalui platform yang digunakan.

 

8. Jual Saham Pada Waktu yang Tepat

Kunci untuk mendapatkan keuntungan melalui strategi ini adalah dengan tidak gegabah untuk menjualnya. Salah memilih waktu bisa saja memicu kerugian yang signifikan. Bisa juga mengakibatkan masalah manajemen yang berkaitan dengan hukum.

Cara menemukan waktu yang baik untuk menjual saham bisa dilakukan dengan membaca trendline pergerakan saham. Apakah sedang uptrend atau justru downtrend? Direkomendasikan untuk tetap hold saham apabila perusahaan memiliki catatan fundamental yang baik.

Hindari menjual saham ketika labanya menurun sedikit. Setelah membaca pembahasan di atas, apakah tertarik menerapkan strategi value investing? Gunakan waktu sebanyak-banyaknya agar tidak salah analisis. Untuk mengetahui ilmu investasi pemula, langsung saja cek www.pipohargiyanto.com.

Share artikel ini apabila bermanfaat

Ingin dapat update terbaru dari saya? Masukan email Anda, saya akan update informasi terbaru ke email Anda secara berkala

Dapatkan Buku Properti Ko. Mo. Do.!

Anda bisa dapatkan di: