Mengatur Cashflow Saat New Normal, Ini Caranya

Saat new normal ini, akan banyak sekali opportunities yang datang ke kita semua. Kalau teman-teman mau mengambil kesempatan 10 tahun sekali ini, inilah saatnya! di artikel ini, saya akan sharing ke teman-teman semua tentang pengalaman saya mengatur cashflow.

Sebelumnya, untuk teman-teman yang baru pertama kali berkunjung ke website ini, perkenalkan, nama saya PIPO Hargiyanto. Saya hobi membangun passive income melalui properti.

Apa itu passive income? passive income adalah income yang kita dapat tanpa bekerja. Jadi, properti passive income adalah properti yang menghasilkan uang tanpa kita harus bekerja. Contohnya, rumah sewa. Kalau kita menyewakan rumah, kita bisa mendapat uang tanpa harus bekerja. Contoh lain adalah ruko yang disewakan atau apartemen sewa. Kalau jenis properti passive income favorit saya adalah minimarket waralaba. Saya mulai investasi properti passive income sejak 2008. Saat ini, walaupun saya tinggal di Jakarta, properti saya tersebar dari Sumatera, Jawa, hingga Sulawesi. Mudah-mudahan pengalaman yang saya bagikan ini bisa bermanfaat untuk teman-teman.

 

Mulai 8 juni 2020 kemarin, kita memasuki masa yang baru, yaitu new normal. Saya berharap dan berdoa, mudah-muadahan teman-teman tetap menjaga kesehatan. Ingat, ini belum selesai loh, ini masih new normal, pertimbangannya tidak hanya faktor Kesehatan, tapi lebih ke faktor ekonomi. Kita berharap new normal ini dapat berjalan dengan baik dan bisa membangkitkan pertumbuhan ekonomi lagi. 

Nah, kalau ekonomi sudah mulai tumbuh lagi, apa yang akan terjadi? Ya perputaran uang akan Kembali berjalan, bisnis-bisnis berjalan lagi, orang-orang akan mendapat income lagi, dan mulai berinvestasi lagi. Baik di properti, saham, ataupun instrumen-instrumen investasi lain. 

Ini waktu yang tepat untuk teman-teman mulai berinvestasi, apapun investasi favorit teman-teman. Kalau saya kan memang suka investasi properti dan di masa krisis covid ini, saya sudah investasi 1 properti yang berlokasi di Serang. Sekarang sedang tahap menyelesaikan transaksinya. Tapi ini disclaimer ya, tetap berhati-hati dalam berinvestasi. Pastikan tidak terjebak investasi bodong atau investasi spekulatif, ini tips menghindari penipuan investasi

 

Nah supaya kita bisa berinvestasi, maka kita harus bisa mengatur Cashflow kita saat ini, saran saya: 

1. Sabtu – minggu cari income tambahan

Jika biasanya sabtu dan minggu ke mall, pergi main, sekarang dalam kondisi Covid-19 yang belum jelas ini, pergi ke mall atau pergi ke tempat ramai adalah hal yang beresiko tinggi. Dari skala 1-9, ke mall bisa termasuk skala 7 atau 8 karena banyak kerumunan orang. Nah daripada kita buang duit ke mall, menghambur-hamburkan uang, lebih baik kita sabtu minggu cari income tambahan.  Bisa dengan jualan online, menulis buku, atau bikin video youtube. Lumayan loh saya mengikuti channel Kara & Nate, 3 bulan mereka dapat 50 ribu dollar alias 750 juta loh. Sebulan dapat 250 juta kan seru juga ya, atau jangan-jangan nanti malah lebih besar dari gaji kita saat ini. Jualan online di tokopedia atau shopee juga bisa, kalau gak punya modal, ya dropshipper dulu. Atau bingung? Coba cariin saya lokasi yang bagus untuk Indomaret juga boleh, setiap yang deal dan toko indomaret berhasil buka, saya kasih komisi deh. Enak kan? Caranya gimana? Kasih Info aja kalau ada lokasi yang bagus untuk Indomaret. Ukuran 200-300 M atau 2 ruko, jarak 1 KM belum ada minimarket kalaul di kota. Kalau di desa ya jarak 5 KM lah. Daerahnya yang banyak penduduk ya, jangan di tengah hutan atau di tengah kuburan loh. Nanti ga ada yang belanja repot juga saya. 

Baca Juga  Membangun Passive Income Dari Nol, Mulai Dari Mana?

2. Belajar hal baru

Kalau tidak bisa nambah income, ya minimal sabtu dan minggu dipakai untuk rebahan doang. Belajar sesuatu, apapun itu, yang bagus untuk teman-teman, belajar saja, saya sekarang juga sedang belajar. Sabtu dan minggu belajar bikin youtube sendiri. Belajar baca-baca laporan keuangan perusahaan-perusahaan tbk, terutama yang di bidang finance, karena saya dulu pernah kerja di perusahaan finance, jadi saya lebih mudah mengerti laporan keuangan perusahaan finance. Ingat teman-teman, investasi dengan keuntungan terbaik di dunia, bukan properti, bukan emas, bukan juga saham, investasi terbaik adalah belajar. Ketika kita belajar dan menguasai ketrampilan itu, maka returnnya bisa berjuta-juta persen dari uang kita belajar. 

Di tahun 2008, saat krisis subprime mortgage. Saya terus belajar, setiap punya uang, pasti saya ikut seminar. Seminar apa saja saya ikut, dari seminar properti, keuangan, marketing, bahkan sampai hipnoterapi, membaca cepat, menghafal cepat, bahkan seminar jalan di atas api, semua saya ikut. Total pengeluaran untuk seminar 3 tahun itu saya habis 100 juta lebih. Uang yang besar sekali untuk orang yang bangkrut di 2008 seperti saya. Tapi saya yakin, belajar adalah investasi yang terbaik, jadi saya pelajari semuanya. Dan hasilnya hari ini? Returnnya bukan hanya 100 juta, sebulan saja bisa dapat lebih dari 100 juta dan aset saya juga sudah berkali lipat dari uang yang saya keluarkan untuk belajar. Makanya saya termasuk orang yang berpendapat bahwa investasi terbaik adalah belajar.  

3. Menabung minimal 10 % dari income

menabung

Berapapun income Anda, pastikan selalu menabung minimal 10%. Mau income 100jt/bln ataupun income UMR. Semakin besar dari 10% semakin baik, tapi minimal 10%. Dan pastikan menabung itu di depan. Jadi begitu terima uang, langsung ditabung, bukan terima uang, dipakai dulu, sisanya baru ditabung. Itu pasti tidak akan sisa. Saya pernah ngobrol-ngobrol dengan seorang debt collector. Mereka cerita bahwa mereka sering mendatangi dan menagih kredit macet, baik kartu kredit ataupun mobil ke orang-orang kaya, direktur, dan manager yang gajinya lebih dari 100 juta/bulan. 100 juta itu tidak kecil loh.

Baca Juga  Bukan Uang yang Membuat Orang Menjadi Kaya

Dan untuk teman-teman yang bilang, nanti aja menabungnya kalaul gaji sudah banyak. Ternyata ketika dapat gaji banyak, tidak bisa menabung juga. Kenapa? Karena biasanya gaji besar, gaya hidup ikut naik. Dulu gaji UMR makan warteg, begitu gaji naik, jadi makan restoran. Dulu gaji UMR naik angkot, begitu gaji naik, kredit motor. Naik gaji lagi, beli mobil. Naik gaji lagi, beli mobil untuk istri. Begitu terus hingga tidak bisa menabung. 

Menabung harus di depan. Begitu terima uang, langsung tabung, dan 10% tidak akan mengurangi gaya hidup kita. Saya pernah menghitung ya, kalau kita mulai dari awal saat pertama bekerja, anggap umur 23 tahun, kita gaji UMR  dan sampai tua gaji tetap UMR. Bila kita menabung 10% dari income kita, maka saat pensiun umur 65 tahun, kita sudah mempunyai tabungan 8,5 M. Saya baru ngomong nabung 10% dari gaji UMR loh, masak selamanya UMR sih. teman-teman kalau belajar keahlian, kemudian fokus di perusahaan, berjasa bagi perusahaan, jadi manager atau direktur, kan tidak mungkin gajinya UMR terus. Belum lagi kalau nabung 10%, pelan-pelan dinaikkan setiap tahun 1%, jadi 11%. Tahun berikutnya jadi 12%, 13%, dst. Dan uangnya tidak hanya ditabung, tapi belajar investasi. Pilih investasi yang aman ya, jangan yang aneh-aneh. Investasi yang penting bukan profit, tapi aman. Profit no 2. Aman no 1. Karena profit kurang, asal pokok investasi masih ada, tinggal pindah instrument lain. Tapi kalau mengejar profit, terus pokok investasinya hilang, maka kita harus mengulang lagi dari awal. Hati-hati loh.

 4. Cari cara utk menurunkan hutang/kewajiban 

Kalau teman-teman punya kredit atau kewajiban, cari cara untuk menurunkan kewajiban itu. Misalnya kalau KPR, coba cari bank yang lebih murah bunganya. Bisa juga sekarang saat krisis ini, minta keringanan dari bank. Lumayan loh, berapapun penghematannya. Atau jangan-jangan kita KPR bunganya 10% per tahun, tapi kita punya tabungan yang Cuma dapat bunga 4% setahun? Aneh kan, kita menyimpan di bank, dapat bunga 4% per tahun. Tapi kemudian kita meminjam ke bank, uang kita sendiri, bunganya 10%. Kenapa tidak pelunasan saja? Ini untuk  investor pemula ya. Kalau investor sudah kelas mahir, bisa juga, sayang pak kalau dilunasi, mending tabungan ini saya pakai untuk beli properti yang menghasilkan passive income seperti minimarket, kos, atau apartemen. Tidak hanya mendapat return 10% setara bunga pinjaman, kita bisa dapat 18% per tahun, ya ini lain lagi loh. Silakan teman-teman atur dan berpikir sendiri, dimana posisi kita masing-masing, baru belajar atau tingkat mahir. 

Baca Juga  Belajar Keuangan Dari Dunia Ember

BACA JUGA Cara Merubah Hutang Jahat Menjadi Passive Income

Intinya cari cara untuk menurunkan hutang / kewajiban. Kalau yang saya lakukan kemarin adalah mengajukan restrukturisasi atas KPR-KPR saya. Hasilnya dari 12 bank, sudah 10 bank yang beres. Tinggal 2 bank yang sedang menunggu persetujuan. Setiap bank kan beda-beda, ada yang cepat memberi keputusan, ada yang butuh waktu untuk proses. Padahal kalau pendapat saya, dalam kondisi seperti ini, restrukturisasi harus cepat dilakukan. Istilah-nya orang kena penyakit jantung, kalau gak segera dibantu, ya susah ditolong lagi. Dan dari restruktur itu, angsuran saya sudah turun 55%, sehingga cashflow saya tidak berat lagi. Seperti yang teman-teman ketahui, bisnis hotel ultra-budget dan agency saya goyang berat. Indomaret, goyang goyang lah, tidak sampai goyang berat. Dan dengan restruktur ini, saya sangat terbantu, dan bisa terselamatkan. 

5. Kurangi pengeluaran yang tidak perlu

Bulan lalu, saat krisis covid sedang mencekam, istri saya ingin beli robot penyapu lantai. Anak saya bilang ke istri saya bahwa sekarang kita harus save money dulu, ini krisis bisa 2 tahun loh. Ternyata anak saya menonton dari Youtube, dan ketika Istri saya bercerita ke saya, saya kagum. Wow anak-anak juga tahu bahwa dalam kondisi krisis sseperti ini, kita perlu menghemat pengeluaran, kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Lebih baik kita invest, mumpung banyak barang murah karena banyak orang BU. 

6. Tetap mencari investasi

mencari investasi properti

Kondisi hari ini banyak orang BU alias butuh uang, mereka gelap mata menjual aset-asetnya, baik di properti, saham, barang-barang antik, dll. Nah teman-teman, kalau mau investasi, ini adalah waktu yang tepat untuk memulai. Ataupun teman-teman yang sudah investasi, ini waktu yang tepat untuk menambah investasi. Ini bagai kereta VVIP yang datang hanya 10 tahun sekali loh. Jangan disia-siakan. 

 

Kurang lebih seperti itu teman-teman, tips mengelola keuangan saat new normal ini. Sekarang adalah masa dimana banyak kesempatan,  istilahnya peringkat sedang dikocok-kocok, yang mau naik cepat, ini kesempatannya, yang tidak hati-hati, ini juga bisa berbahaya sekali, bisa rontok. Mudah-mudahan teman-teman bisa mendapat kesempatan terbaik di masa new normal ini. 

Silahkan teman-teman juga boleh komen, topik-topik apa yang ingin dibahas di artikel berikutnya. Terima kasih sudah membaca artikel ini sampai selesai.

 

Salam passive income property,

 

PIPO Hargiyanto

 

 

 

Share artikel ini apabila bermanfaat

Ingin dapat update terbaru dari saya? Masukan email Anda, saya akan update informasi terbaru ke email Anda secara berkala

Dapatkan Buku Properti Ko. Mo. Do.!

Anda bisa dapatkan di: