Memiliki Passive Income Dengan Investasi Minimarket Waralaba 

Di artikel ini kita akan membahas bagaimana cara membangun passive income dengan investasi minimarket waralaba. Income yang didapat tanpa bekerja, seperti bunga tabungan, dividen saham, royalty, dan pendapatan sewa dengan memiliki minimarket yang dikelola oleh pewaralaba, seperti Indomaret. 

Passive Income adalah impian semua orang, karena kita tidak perlu bekerja, tapi income/pendapatan mengalir terus. Dengan memiliki passive income, maka kita akan memiliki banyak waktu luang untuk melakukan hal-hal yang kita sukai, misal memiliki banyak waktu dengan keluarga atau teman-teman, bisa juga kita memiliki banyak waktu untuk hal-hal sosial untuk masyarakat, juga bisa memiliki banyak waktu untuk hobi dan impian kita, tanpa takut kehabisan uang. Karena uang tercukupi dari passive income yang telah dimiliki. 

 

Contoh passive income adalah:  

1. Bunga tabungan

Dengan memiliki tabungan/deposito, maka walaupun kita tidak bekerja, tapi bunga tabungan tersebut tetap akan menjadi pendapatan rutin kita. Semakin besar tabungan yang dimiliki, maka semakin besar passive income yang dihasilkan oleh tabungan tersebut. Walaupun kita tidur, jalan-jalan, ataupun sedang bersantai-santai, pendapatan dari tabungan tersebut tetap akan masuk ke kantong kita. Walaupun aman, bunga tabungan biasanya nilainya kecil dan butuh nilai tabungan yang sangat besar untuk bisa mendapatkan passive income yang cukup untuk memenuhi kebutuhan kita sehari-hari. Di Indonesia, dengan suku bunga deposito antara 5%-8%/tahun, diperlukan 150 – 240x Kebutuhan pokok bulanan kita untuk membuat bunga tabungan lebih besar dari kebutuhan kita sehari-hari. 

Misal: bila kebutuhan pokok kita adalah 10 juta/bulan, maka kita butuh uang 1,5M – 2,4M Rupiah deposito untuk membuat bunga deposito tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan pokok kita sehari – hari.   

2. Dividen saham

Bila kita memiliki saham di perusahaan terbuka ataupun privat, dan perusahaan tersebut membagikan dividen, maka kita sebagai investor akan mendapatkan penghasilan dari saham yang kita miliki tanpa kita harus bekerja secara aktif di perusahaan tersebut. Tidak semua perusahaan terbuka ataupun privat membagikan dividen, harus diputuskan di RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham), apakah perusahaan tersebut akan membagikan dividen atau tidak serta berapa besaran dividen yang akan dibagikan. Di perusahaan terbuka, dividen biasanya dibagikan 1 – 2 x dalam setahun. Tapi ada juga perusahaan terbuka yang tidak membagikan dividen, mungkin karena tidak untung di tahun tersebut atau keuntungan tahun itu ditahan untuk perluasan usaha, atau cadangan di keuangan perusahaan. 

3. Royalti

Bila kita memiliki ciptaan yang dilindungi HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), seperti merk dagang, desain Industri, paten, ataupun ciptaan seperti lagu/ buku, maka kita akan mendapatkan royalty setiap ada orang yang menggunakan HAKI kita. Tentu kita harus menciptakan sesuatu dan mendaftarkan ke pihak berwenang untuk bisa mendapatkan passive income tipe ke tiga ini. 

4. Pendapatan dari Sewa

Tipe keempat ini adalah favorit saya karena menyewakan barang-barang (dalam hal ini properti), tidak membuat kita kehilangan barang-barang tersebut, tapi kita mendapatkan penghasilan atas sewa barang tersebut. Dan dalam hal properti, barang yang kita sewakan, jika semakin lama, bukan semakin turun harganya, tapi biasanya malah semakin naik harganya. Misal kita memiliki rumah petak senilai 500 juta pada 2020, kemudian kita sewakan 20 juta/tahun ke orang lain. Maka 10 – 20 tahun lagi, rumah petak tersebut nilainya sudah bukan 500 juta lagi, tapi mungkin lebih, dan bahkan sewa-nya pun bukan 20 juta/tahun lagi, tapi bisa lebih. Itulah asiknya menyewakan properti. 

Nah, apa favorit Anda dalam membangun passive income? 

 

 

Gambar 1. Mana yang benar, kita bekerja untuk uang, atau uang bekerja untuk kita? 

 

Ada juga istilah yang disebut kebebasan keuangan (Financial Freedom). Financial freedom adalah kondisi dimana Passive Income (Income yang didapat tanpa bekerja), lebih besar dari kebutuhan sehari-hari. Misal, bila passive income 25 juta/ bulan, sementara kebutuhan sehari-hari kita adalah 20 juta, maka kita disebut telah mencapai kebebasan keuangan. Kenapa? Karena orang-orang yang mencapai kebebasan keuangan, tidak perlu bekerja, tapi berkecukupan uang. 

Bagaimana bila kita sudah mencapai kebebasan keuangan tersebut, tapi kita tetap ingin bekerja? tidak ada masalah, kita tetap bisa bekerja atau berbisnis, tapi motivasi utama kita dalam bekerja ataupun berbisnis setelah mencapai kebebasan keuangan, sudah bukan uang… uang…  uang… lagi, tapi karena aktualisasi diri kita. Bukan uang yang mendorong kita bekerja, bukan uang yang memaksa kita bekerja, tapi karena kita memang ingin berkontribusi ke masyarakat, kita ingin membantu orang lain memecahkan masalah-masalah-nya, kita ingin berbahagia saat melihat pekerjaan kita bisa bermanfaat untuk orang lain. 

Baca Juga  Income Atau Aset, Pilih Mana?

Dan biasanya, orang yang bekerja bukan karena uang, tapi karena ingin membantu orang lain seperti ini, biasanya hasil kerjanya malah lebih bagus karena fokus ke kebutuhan orang lain yang ingin dibantu. Inilah penyebab, kita seharusnya mencapai kebebasan keuangan, sehingga kita semua bisa bekerja, bukan untuk uang, tapi bisa bekerja dan memberikan yang terbaik untuk masyarakat. 

 

Untuk membangun passive income ini, sejak 2009 saya memilih minimarket waralaba sebagai instrument investasi saya. Mengapa saya memilih minimarket waralaba sebagai instrument investasi saya? 

1. Aman 

Minimarket adalah toko yang menyediakan kebutuhan masyarakat paling dasar, seperti beras, gula, telur, sabun, minuman, obat-obat dasar, dan kebutuhan-kebutuhan dasar lain. Oleh karena itu, bisnis ini adalah bisnis yang tangguh, kuat, dan tidak mudah terpengaruh oleh krisis. Kenapa? Karena ini adalah kebutuhan dasar hidup masyarakat. Saat krisis pun, masyarakat tetap membutuhkan barang-barang di toko ini. Dan terbukti saat krisis moneter 1997, krisis keuangan 2008, maupun krisis Covid-19 tahun 2020 ini, bisnis minimarket tetap bisa bertahan bahkan lebih tahan daripada bisnis-bisnis lain. 

2. Bermanfaat bagi masyarakat sekitar 

Minimarket waralaba sangat didambakan masyarakat, karena bisa memberikan akses masyarakat di daerah tersebut ke produk-produk yang dibutuhkan oleh mereka. Dengan kualitas terjamin dan harga yang kompetitif. Barang – barang dagangan di minimarket waralaba disuplai langsung dari pabrik-pabrik merk internasional, merk nasional maupun merk lokal dan produk UMKM. Dengan suplai langsung ini, maka harga sangat efisien & kualitas pun terjaga, barang masih baru keluar dari pabrik. 

 

 Gambar 2. Suasana pembukaan Indomaret saya di Jawa Timur, Desember 2015 

 

Maka setiap pembukaan minimarket waralaba, masyarakat sekitar berbondong-bondong mendatangi pembukaan minimarket waralaba tersebut dan turut bergembira. Saya jarang ke acara pembukaan minimarket waralaba karena letak minimarket-minimarket saya rata – rata di luar kota. Tapi saya selalu dikirimi foto-foto pembukaan oleh franchisor dan di situ terlihat animo masyarakat sekitar untuk datang ke acara pembukaan, meramaikan, dan berbelanja di minimarket waralaba tersebut. 

Fungsi lain minimarket waralaba selain menyediakan kebutuhan pokok masyarakat adalah menjadi tempat berkumpul dan bertemu-nya masyarakat sekitar, baik bersosialisasi, maupun berbisnis. Salah satu pengalaman unik saya adalah 2012, saat merenovasi salah satu minimarket saya di Jawa Tengah, saya mendapat surat dari warga untuk segera membuka minimarket yang sedang direvonasi tersebut karena selama renovasi, daerah tersebut menjadi gelap, tidak terang seperti biasa saat minimarket ini  buka. Karena gelap, maka pedagang-pedagang yang berjualan di sekitar minimarket saya menjadi sepi, tidak ada pelanggan yang datang dan itu menganggu bisnis mereka. 

Ini memperlihatkan bagaimana simbiosis mutualisme antara masyarakat dan minimarket waralaba telah terbentuk dengan kuat.  

3. Dikelola professional 

Para professional dari franchisor, dalam hal ini Indomaret, selalu mengelola operasional minimarket-minimarket Indomaret waralaba saya sehingga banyak pekerjaan yang terbantu. Mulai dari awal sebelum minimarket buka, yaitu desain, pembangunan, perijinan, pemilihan barang dagangan, sampai setelah minimarket buka, yaitu perekrutan karyawan, penentuan harga jual, menawar harga terbaik ke supplier, retur barang rusak ke supplier, perpajakan, dan lain-lain. Termasuk membuat laporan keuangan, baik neraca maupun laporan laba rugi minimarket. Sehingga saya yang tinggal di Jakarta, tapi memiliki minimarket di luar Jakarta, mulai dari Sumatera, Banten, DKI, Jawa Barat, DIY, Jawa Timur, hingga Sulawesi. Saya tidak merasa kerepotan, malah merasa nyaman dalam mengoperasikan minimarket waralaba saya. 

4. Mudah dimulai 

Minimarket Waralaba Indomaret juga mudah untuk memulainya. Ada banyak cara untuk mulai memilikinya, baik dengan sistem new store, yaitu membangun minimarket baru dari tanah kosong, ruko, ataupun rumah. Hingga sistem Take Over (TO), yaitu membeli toko yang dimiliki oleh Indomaret yang sudah berjalan selama beberapa tahun. Sistem TO ini ditawarkan terutama untuk franchisee baru agar mempermudah masyarakat berpartisipasi dalam pengembangan jaringan minimarket waralaba Indomaret, sebelum franchisee baru tersebut bisa melangkah ke sistem new store atau membangun dari nol. 

5. Market masih terbuka luas 

Banyak orang ragu apakah minimarket masih prospektif untuk investasi, karena melihat di sekitar tempat tinggal mereka, di sekitar kantor mereka, dan di jalan-jalan, minimarket sudah banyak. Mari kita berhitung, apakah minimarket masih prospektif atau tidak. Indonesia dengan jumlah penduduk sebanyak 260 juta lebih (2020), membutuhkan 65.000 minimarket. Sejak adanya minimarket di Indonesia, tahun 1988, yaitu Indomart (Dulu nama-nya Indomart, sekarang menjadi Indomaret), selama 32 tahun hingga 2020, jumlah minimarket semua merk, baik merk local, maupun merk nasional, baru sekitar 32.000. Belum mencapai 50% dari jumlah yang dibutuhkan, yaitu 65.000. 

Baca Juga  Karyawan Gaji UMR Ingin Punya Aset Triliun Rupiah? BISA!

Dengan kecepatan pertumbuhan penduduk, ditambah kecepatan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat, rasanya sulit sekali jumlah minimarket bisa mencapai jumlah ideal minimarket yang dibutuhkan masyarakat, paling tidak dalam 20 tahun ke depan. Oleh karena itu, saya masih terus menambah terus jumlah minimarket waralaba saya. 

6. Adaptif terhadap perubahan internet 

Bisnis minimarket ini sangat menarik bagi para pebisnis di dunia internet / online, terbukti dengan masuknya perusahaan online terbesar di dunia, yaitu Amazon ke bisnis minimarket di Amerika Serikat. Yaitu dengan merk Amazon GO. Hal ini membuktikan bahwa minimarket cocok untuk digabung dengan bisnis online/ internet, dan bisnis yang bisa menyesuaikan dengan perkembangan zaman akan langgeng. Sementara bisnis yang tidak bisa menyesuaikan dengan perkembangan jaman, akan tertinggal. Tentu semua bisa berubah, di dunia ini tidak ada yang tidak berubah, semua bisa berubah, kecuali perubahan itu sendiri. Karena itu penting bagi kita untuk selalu belajar, untuk mengetahui bagaimana perkembangan dunia saat ini, dan memiliki teman/ pergaulan yang bisa saling memperkuat dan memberikan semangat. 

7. Bisa didirikan dimana saja 

Minimarket waralaba Indomaret menyediakan kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat, maka bisa dibuka di mana saja, baik di perkotaan ataupun di pedesaan. Baik di perkantoran, sekolah, ataupun tempat wisata. Di sekitar pemukiman atau di pusat bisnis, di kiri jalan, ataupun kanan jalan. Selama ada masyarakat yang membutuhkan, maka tempat tersebut cocok untuk dijadikan minimarket waralaba.  

Orang-orang yang bertemu saya, selalu bertanya, apakah kota ini bagus atau tidak untuk dibuka minimarket waralaba. Apakah desa ini bagus atau tidak untuk dibuka minimarket waralaba. Apakah minimarket waralaba bagus tidak di pulau Sumatera, di provinsi ini atau itu. Menurut saya, secara umum, minimarket waralaba bagus hampir di semua wilayah Indonesia. Yang perlu kita pelajari dengan detail, bukan provinsi-nya, bukan kabupaten/kotamadya-nya tapi lebih ke arah, titik toko-nya dimana? Apakah di pusat keramaian? Apakah di tempat yang mudah dijangkau oleh konsumen? Apakah di daerah yang belum banyak kompetitor? Dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. 

Dimana daerah yang tepat untuk investasi minimarket waralaba?

Bukan daerah yang penting, tapi titik-nya yang penting. Titik pembukaan minimarket yang tepat menentukan 90% keberhasilan investasi minimarket waralaba. Tempat yang sepi, akses sulit, dan jauh dari lalu lintas akan menyulitkan konsumen untuk belanja ke minimarket kita, dan berakibat rendah-nya angka penjualan minimarket waralaba. Jadi berhati-hati dan cermatlah memilih titik untuk pembukaan minimarket waralaba kita. 

8. Profit di atas bunga pinjaman 

Walaupun profitnya tidak bombastis, tapi secara umum minimarket-minimarket waralaba saya bisa menghasilkan keuntungan di atas rata-rata investasi di Indonesia. 

Kalau deposito (sebagai acuan investasi nasional) memberikan keuntungan sekitar 5%-8% per tahun (2020). Maka minimarket waralaba saya, rata-rata memberikan keuntungan 16% – 18% pada 2019. Saya yakin walaupun ada krisis ekonomi akibat pandemic CoVid-19 ini, keuntungan minimarket-minimarket saya, akan berkisar di 16% – 18% pada 2020 ini. 

Angka 16%-18% ini sangat bagus untuk investasi, karena relatif stabil, dan tahan krisis. Memang ada minimarket saya yang tidak profit, bahkan minus. Tapi ada juga minimarket waralaba saya yang profitnya di atas 30% per tahun. Walaupun tidak banyak. Dan profit ini dari tahun ke tahun, relatif naik, karena adanya inflasi dan peningkatan daya beli konsumen Indonesia. 

9. Bisa berinvestasi properti

Walaupun saya bisa saja hanya menyewa tanah atau ruko untuk dibangun Indomaret di atasnya. Saya memilih untuk membeli tanah di bawah minimarket waralaba saya supaya saya tidak pusing dengan negosiasi nilai sewa di masa depan. Nah dengan membeli, maka bukan nilai sewa yang naik di masa depan, tapi harga properti di bawah minimarket saya yang naik, sehingga semakin lama, minimarket waralaba yang tanahnya dibeli, akan semakin menguntungkan kita. Sementara minimarket waralabanya menghasilkan keuntungan setiap bulan, properti di bawahnya memberikan keuntungan kita, karena nilainya relatif naik dalam jangka panjang. 

10. Bisa dibiayai oleh perbankan 

Untuk orang-orang yang mempunyai modal banyak, berinvestasi akan lebih mudah. Sementara untuk saya, terutama waktu 2008, waktu saya bangkrut, berinvestasi tidak bisa dengan uang sendiri. Butuh modal dari tempat lain, karena uang/ modal yang saya miliki sangat terbatas. 

Maka dengan pembiayaan bank, saya bisa berinvestasi. Saya bisa membeli properti dan membangun minimarket waralaba secara kredit. Dan dengan keuntungan dari minimarket waralaba tersebut, saya bisa membayar angsuran ke bank. 

Baca Juga  Manajemen Investasi : Pengertian dan Cara Kerjanya

Mungkin saya butuh waktu agak panjang, tidak bisa 1-2 tahun untuk langsung menikmati hasil toko tersebut, tapi dalam 5 – 10 tahun, toko tersebut akan lunas dengan sendiri-nya (karena bisa membayar angsuran dengan keuntungan dari operasional toko), dan ketika lunas semua, maka tiba-tiba passive income saya akan sangat banyak. 

WOW… luar biasa…. 

11. Patuh hukum 

Karena dikelola oleh perusahaan besar yang professional, maka mereka sangat taat hukum, baik hukum perdata, hukum perburuhan, maupun hukum perpajakan. Hal ini membuat kita nyaman berinvestasi dan tidak ragu-ragu saat ingin membesarkan investasi ini karena semua kegiatannya patuh hukum. 

12. Bisa diwariskan 

Kita berbisnis, berinvestasi adalah untuk kita dan juga untuk orang-orang yang kita cintai, keluarga kita, serta keturunan kita. Karena investasi minimarket waralaba ini dikelola oleh professional dan sudah tersistem, maka investasi ini bisa diwariskan ke anak cucu ataupun keluarga kita. Dan siapapun yang memiliki, karena pengelolaannya ditangani oleh professional-profesional dari franchisor yang sudah berpengalaman, maka keluarga kita akan mudah mengelola, sama seperti kita yang mengelola.

Banyak orang, baik orang luar maupun keluarga saya, yang heran, kenapa minimarket waralaba saya tidak memakai merk sendiri dan saya lebih memilih memakai merk orang lain (Franchisor). saya berpendapat bahwa untuk bisa sukses di suatu bidang, kita harus fokus dan harus belajar. Karena saya tetap fokus ke pekerjaan dan profesi saya, dan saya melihat minimarket waralaba ini adalah instrument investasi saya, sama seperti tabungan (tapi ini return-nya jauh lebih tinggi daripada tabungan saya), jadi sama seperti tabungan/deposito, saya tidak mau direpotkan. Mungkin saya bisa memiliki merk sendiri, membangun sistem sendiri dan jatuh bangun sendiri. Tapi tentu untuk melakukan hal ini saya membutuhkan biaya yang besar, memakan waktu yang lama dan tenaga yang besar. 

Sebagai orang yang tidak berpengalaman di bisnis minimarket, kalau saya memiliki merk sendiri, tentu saya awal-awal harus belajar cara meletakkan barang dagangan yang menarik, bila di awal-awal salah mendesain, maka toko sepi, atau konsumen tidak maksimal dalam berbelanja. Ini tentu merugikan saya secara biaya. Saya juga bisa salah dalam memilih produk yang dijual, sehingga menjadi barang rusak, dan mengakibatkan kerugian. Bisa juga salah dalam menghitung perpajakan, sistem control stok barang, dll. 

Tentu hidup ini adalah pilihan, kita bisa memilih memakai merk sendiri, bila kita ingin berbisnis di bidang minimarket atau kita cukup memakai merk Indomaret dan kita bisa fokus di pekerjaan/bisnis kita saat ini, sementara Indomaret akan mengelola investasi kita di minimarket waralaba. Mana pilihan Anda? 

 

Bagaimana untuk memulai?

Pepatah mengatakan perjalanan 10.000 km dimulai dari satu langkah kecil. Ada 2 cara untuk bisa berinvestasi di minimarket waralaba, yaitu dengan sistem Grand Opening atau membuka minimarket baru, bila Anda memiliki tanah, ruko, toko, rumah yang cocok untuk minimarket, Anda bisa menghubungi Indomaret. Maka tim Indomaret akan melakukan study kelayakan bisnis atas lokasi yang diusulkan. Bila disetujui, baru Anda bisa meneruskan Langkah selanjutnya. 

Atau bisa juga dengan take over (TO) minimarket Indomaret yang sudah jalan, milik PT. Indomarco Prismatama. Tentu saja, karena sudah berjalan, menghitung profit minimarket ini lebih mudah daripada meraba-raba profit minimarket yang buka dari nol. 

Kedua pilihan di atas mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ada yang cocok mulai dari Grand Opening, ada juga yang cocok mulai dari Take Over. Tentu saja tergantung profile resiko investasi, kemampuan keuangan kita, pemahaman kecerdasan keuangan kita, dan lain-lain. 

BACA JUGA Mana yang Lebih Menguntungkan Untuk Investasi, Indomaret Biasa Atau Indomaret Point?

 

Belajar dari pengalaman sendiri adalah pintar, tapi belajar dari pengalaman orang lain adalah bijaksana dan pintar. Saya membagikan pengalaman saya selama 11 tahun berinvestasi di Minimarket Waralaba Indomaret & Properti-nya dalam buku “Bisnis Waralaba Indomaret, 7 Langkah Cerdas Memulai Investasi Minimarket” yang diterbitkan oleh PT. Gramedia Pustaka Utama. Buku setebal 100 halaman lebih tersebut merupakan sharing pengalaman 11 tahun saya dengan harapan Teman-teman bisa belajar dari kesalahan-kesalahan saya, dan Teman-teman juga bisa mengikuti hal-hal yang saya alami dan rasakan selama berinvestasi Minimarket Waralaba Indomaret & Properti-nya. 

Saya berharap buku Bisnis Waralaba Indomaret tersebut bisa bermanfaat bagi Teman-teman dan mempercepat kesuksesan Teman-teman dalam membangun Passive Income. 

Oiya buku tersebut juga berhadiah seminar online selama 2 jam senilai Rp. 150.000, secara gratis. 

Untuk pembelian buku, bisa diperoleh di https://www.bukupipo.com/

 

Terima kasih telah membaca artikel ini hingga selesai, semoga bermanfaat.

Salam passive income property,

 

PIPO Hargiyanto

 

 

 

Share artikel ini apabila bermanfaat

Ingin dapat update terbaru dari saya? Masukan email Anda, saya akan update informasi terbaru ke email Anda secara berkala

Dapatkan Buku Properti Ko. Mo. Do.!

Anda bisa dapatkan di: